Selasa, 10 Juni 2008

KENANGAN MUDIK

Adakah Ruginya Jika Kita Membangun Sebuah Kepercayaan

Anda pernah berhutang jutaan rupiah? Apa saja yang anda persiapkan untuk memperolehnya? Lalu apa saja yang menjadi pertanyaan pada saat anda melakukan peminjaman? Hal yang paling pertama dipertanyaan adalah jaminan anda kemudian akan dilanjutkan dengan persyaratan-persyaratan lainya, anda juga mesti mengisi beberapa aplikasi, mempersiapkan KTP, KK, anda juga harus lelah menandatangai beberapa aplikasi dan persyaratan lainya yang memiliki kekuatan hukum bermaterai dan banyak lagi.

Hal itu semua tidak berlaku di Desa, hal yang paling utama adalah kepercayaan, karena dengan itu anda bisa melakukan peminjaman dengan nilai jutaan tanpa harus menyediakan lembaran perjanjian dan persyaratan, cukup dengan secarik kertas atau nota dengan membubuhkan nilai hutang dan tandatandan, selebihnya anda hanya melakukannya secara lisan, itu semua saya ketahu pada saat saya pulang kampung, pada saat itu sedang musim panen, tak sengaja saya melihat seorang pembeli (cingkau_red) sedang transaksi dengan seorang petani dan melakukan pembayaran dengan secarik kertas berisi nominal dan dibubuhkan tandatangan yang isinya dua puluh juta rupiah, saya tertarik untuk mengetahuinya kemudain saya bertanya pada cingkau ”berapakah modal anda untuk menjadi pengusaha hasil perkebunan?” Kemudian ia menjawab ”satu miliar kemudian Ia menjelaskan rinciannya satu juta untuk saya bersilaturahmi dari petani satu ke petani lainya dan sisanya kepercayaan yang saya bangun bertahun-tahun”, hati saya bergumam enak sekali usaha disini, tapi saya tidak cukup puas jika tidak percaya dengan petani tersebut, ”bapak gak takut dibohongin, inikan cuma tulisan buat ngingetin bapak doang kalu bapak cingkau punya utang duapuluh juta sama bapak” tegas saya namun bapak petani hanya tersenyum sembari menjawab singkat ”sayasih percaya aja toh tuhan tahu apa yang saya lakukan dangan cingkau, dia juga belum pernah bohongin saya, saya juga kawatir kalau disimpen dirumah takut mengundang niat jahat dari pencuri jadi ya sudah...”.

Jadi para insani sukses benar kata orang hidup diDesa lebih romantis dibanding kehidupan diKota, coba bayang kan masih adakah kehidupan seperti itu dikota, yang ada adalah hidup bagaikan buah simalakama kita dihadapkan pada pilihan yang tidak menyenangkan. Diibataratkan kita sedang membantu seorang pembunuh berdarah dingin yang suatu saat dia akan membunuh kita......

Tidak ada komentar: