Kamis, 03 Juli 2008

PERSEDIAAN

PENDAHULUAN


Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan pengusaha dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan para pelanggannya. Hal ini bisa terjadi karena tidak selamanya barang atau jasa tersedia setiap saat. Sehingga akan mengakibatkan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yang seharusnya didapatkan oleh perusahaan tersebut. Persediaan ini diadakan apabila keuntungan yang diharapkan dari persediaan tersebut terjamin kelancarannya. Dengan demikian, perlu diusahakan keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya-biaya yang ditimbulkan.
Pengertian persediaan dalam hal ini merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masih dalam proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Jadi persediaan merupakan bahan-bahan, bagian yang disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu.
Pada prinsipnya persediaan mempermudah atau memeperlancar jalannya operasi perusahaan pabrik yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang serta menyampaikannya kepada para pelanggan atau konsumen. Persediaan memungkinkan produk-produk dihasilkan pada tempat yang jauh dari pelanggan dan atau sumber bahan mentah. Dengan adanya persediaan produksi tidak perlu dilakukan khusus buat konsumen atau sebaliknya tidak perlu konsumsi didesak supaya sesuai dengan kepentingan produksi.
Persediaan merupakan salah satu unsure paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus menerus diperoleh, diubah, yang kemudian dijual kembali. Sebagian besar sumber perusahaan sering dikaitkan di dalam persediaan yang akan digunakan dalam perusahaan pabrik. Nilai persediaan harus dicatat, digolongkan, kemudian dibuat perincian masing-masing barangnya dalam sustu periode yang bersangkutan.
Pada akhir suatu periode, pengalokasian biaya harus dibuat dan dapat dibebankan pada aktifitas mendatang. Dalam mengalokasikan biaya, biasanya setiap perusahaan mengenal pusat-pusat periode tertentu sehubungan dengan penentuan posisi keuangan perusahaan bagi suatu unit usaha. Kegagalan dalam mengalokasikan biaya akan menimbulkan kegagalan dalam mengetahui posisi keuangan dan kemajuan yang telah dicapai oleh suatu perusahaan secara layak.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa persediaan sangat penting, karena berfungsi menghubungkan antara operasi yang berurutan dalam pembuatan suatu barang dan menyampaikannya kepada konsumen. Mengelola tingkat persediaan merupakan hal yang mendasar dalam pembentukan keunggulan kompetitif jangka panjang. Kualitas, rekayasa produk, harga, lembur, kapasitas berlebih, kemampuan merespon pelanggan, tenggang waktu, dan profitabilitas keseluruhan, adalah hal-hal yang dipengaruhi oleh tingkat persediaan. Secara umum, perusahaan dengan tingkat persediaan yang lebih tinggi daripada pesaingnya cenderung untuk berada dalam posisi kompetitif yang lebih lemah. Persediaan dan bagaimana ia dikelola berkaitan erat dengan kemampuan perusahaan untuk memeperoleh sisi kompetitif untuk menghasilkan uang sekarang dan di masa yang akan datang. Kebijakan manajemen persediaan telah menjadi sebuah senjata kompetitif.
Persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menjadi beberapa cara. Dalam hal ini terdapat masalah di dalam Lot Size Inventory, yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat barang-barang dalam jumlah yang lebih besar dari pada jumlah yang dibutuhkan pada saat ini. Jadi pembelian atau pembuatan dilakukan dalam jumlah besar, sedangkan penggunaan atau pengeluaran dalam jumlah kecil. Hal ini terjadi karena adanya pembelian dalam jumlah besar, sehingga akan menciptakan suatu persediaan. Pembelian dalam jumlah besar relative lebih menguntungkan karena ada kemungkinan mendapatkan potongan harga pembelian, biaya pengangkutan perunit lebih murah, dan penghematan biaya lainnya yang mungkin diperoleh.
Untuk itu, perlu membandingkan antara penghematan-penghematan atas pembelian secara besar-besaran dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan tersebut, seperti biaya sewa gudang, biaya investasi, resiko penyimpanan, dan sebagainya.. jadi keuntungan yang diperoleh dari adanya Lot Size Inventory antara lain :
1. Memperoleh potongan harga pada harga pembelian,
2. Memperoleh efisiensi produksi karena adanya operasi atau production run yang lebih lama,
3. Adanya penghematan biaya angkut.

Uraian di atas menjelaskan betapa pentingnya untuk mengelola masalah persediaan, oleh karena itu, penting bagi semua jenis perusahaan untuk mengadakan pengawasan atas persediaan karena hal ini dapat membantu tercapainya tingkat efisiensi penggunaan uang dalam persediaan. Namun perlu ditegaskan bahwa tidak berarti hal itu dapat melenyapkan sama sekali resiko yang timbul akibat persediaan yang terlalu besar atau kecil, tetapi dapat mengurangi resiko tersebut. Sedangkan tujuan inti dari pengelolaan atau mengatur tingkat pengeluaran adalah untuk mengantisipasi ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi keinginan pelanggan karena tidak selamanya barang dan jasa setiap saat. Untuk itulah manajemen persediaan sangat diperlukan di setiap perusahaan.

II.A. Arti Dan Peranan Persediaan
Persediaan (inventory) dapat didefinisikan sejumlah uang yang dihabiskan organisasi untuk mengubah bahan mentah menjadi pekerjaan dalam proses. Pada dasarnya persediaan akan mempermudah operasi perusahaan yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang dan menyampaikannya kepada konsumen.
Persediaan yang diadakan mulai dari bahan baku sampai barang jadi berguna untuk :
 Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang
 Menghilangkan resiko barang yang rusak
 Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan
 Mencapai penggunaan mesin yang optimal
 Memberi pelayanan yang sebaik-baiknya bagi konsumen

II.B. Jenis-Jenis Persediaan Menurut Fungsinya
B.I Batch Stock
Persediaan yang diadakan karena pembelian bahan-bahan atau barang-barang dalam dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan pada saat itu.
B.II Fluctuation Stock
Persediaan yang diadakan untuk menghadapi turun naiknya permintaan konsumen yang tidak dapat diperkirakan
B.III Anticipation Stock
Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan, penjualan, atau permintaan yang meningkat

II.C. Persediaan Menurut Jenis Dan Posisi Barang
 Persediaan bahan baku
 Persediaan bagian produk atau komponen yang dibeli
 Persediaan bahan penolong
 Persediaan barang-barang setengah jadi atau barang dalam proses
 Persediaan barang jadi

II.D. Biaya Persediaan
Di dalam dunia yang penuh kepastian dimana permintaan akan suatu produk atau bahan baku diketahui dengan pasti untuk periode waktu tertentu, terdapat dua biaya utama yang berkaitan dengan persediaan. Jika persediaan didapatkan atau dibeli dari sumber luar, maka biaya yang akan timbul adalah :
• Biaya pemesanan (ordering cost) adalah biaya-biaya untuk menempatkan dan menerima pesanan. Misalnya biaya administrasi dan dokumen, biaya asuransi untuk pengiriman, serta biaya pembongkaran
• Biaya penyimpanan (carrying cost) adalah biaya-biaya untuk untuk menyimpan persediaan. Misalnya asuransi, pajak persediaan, keusangan, biaya peluang dari dana yang terikat dalam persediaan, biaya penangana, dan ruang penyimpanan persediaan
Sedangkan apabila persediaan didapatkan atau diproduksi secara internal, maka biaya yang timbul adalah ;
• Biaya persiapan atau penyetelan (setup cost) adalah biaya-biaya untuk menyiapkan peralatan dan fasilitas sehingga dapat digunakan untuk memproduksi produk atau komponen tertentu. Misalnya upah pekerja bagian produksi yang tidak terpakai, biaya fasilitas produksi yang tidak terpakai, dan biaya uji coba produksi.
• Biaya penyimpanan (carrying cost) adalah biaya-biaya untuk untuk menyimpan persediaan. Misalnya asuransi, pajak persediaan, keusangan, biaya peluang dari dana yang terikat dalam persediaan, biaya penangana, dan ruang penyimpanan persediaan
Biaya penyimpanan persediaan berkisar antara 12-40 persen dari biaya atau harga barang. Untuk perusahaan manufaktur biasanya biaya penyimpanan rata-rata secara konsisten sekitar 25 persen.


II.E. Alasan Tradisional Memiliki Persediaan
Laba yang maksimal mensyaratkan untuk meminimalkan biaya yang berkaitan dengan persediaan. Namun meminimalisir biaya penyimpanan mendukung pemesanan atau produksi dalam satuan-satuan kecil, sementara meminimalkan biaya pemesanan mendukung pemesanan dalam jumlah besar. Jadi, meminimalkan biaya penyimpanan mendorong jumlah persediaan yang sedikit atau bahkan tidak ada, sedangkan memianimalkan biaya pemesanan atau persiapan mendorong jumlah persediaan yang besar. Kebutuhan untuk menyeimbangkan dua kelompok biaya tersebut agar total biaya penyimpanan dan pemesanan dapat diminimalkan adalah salah satu alasan mengapa perusahaan memilih untuk menyimpan persediaan.
Alasan utama yang kedua mengapa harus memiliki persediaan adalah adanya masalah ketidak pastian permintaan. Meskipun biaya pemesanan atau persiapan jumlahnya tidak berarti, namun perusahaan masih tetap akan menyimpan persediaan karena adanya biaya habis persediaan. Selain itu persediaan komponen dan bahan mentah seringkali dipandang perlu karena adanya ketidakpastian pasokan. Jadi, persediaan penyangga untuk komponen dan bahan baku diperlukan untuk menjaga aliran produksi bila terjadi keterlambatan pengiriman atau berhentinya pengiriman. Proses produksi yang tidak dapat diandalkan juga dapat menciptakan permintaan akan diproduksinya persediaan ekstra. Dari rangkaian diatas dapat dikemukakan beberapa alasan mengapa mesti menyimpan persediaan yaitu :
 Untuk menyueimbangkan biaya pemesanan atau persiapan dengan biaya penyimpanan
 Untuk memenuhi permintaan pelanggan
 Untuk menghindari penutupan fasilitas manufaktur akibat kerusakan mesin, kerusakan komponen, tidak tersedianya komponen, dan pengiriman komponen yang terlambat
 Untuk menyangga proses produksi yang tidak dapat diandalkan
 Untuk memanfaatkan diskon
 Untuk menghindari kenaikan harga dimasa depan
Hal yang perlu diperhatikan adalah alasan-alasan tersebut dikemukakan untuk membenarkan penyimpanan persediaan. Ada berbagai alasan lainnya yang dapat diberikan untuk mendorong penyimpanan persediaan. Misalnya, ukuran kinerja seperti efisiensi mesin dan tenaga kerja dapat mendorong penyimpanan persediaan.

II.F. Model Persediaan Tradisional Kuantitas Pesanan Ekonomis (Economic Order Quantity /EOQ)
Pendekatan tradisional untuk mengelola persediaan telah dikenal sebagai sebagai just in case. Dalam beberapa situasi sistem persediaan just in case benar-benar sangat tepat. Sebagai contoh, rumah sakit memerlukan persediaan obat resep, obat-obatan, dan perlengkapan lainnya sepanjang waktu, untuk dapat menangani situasi darurat. Penggunaan pesanan ekonomis bersama dengan persediaan pengaman tampak sangat masuk akal dalam lingkungan seperti itu. Menjgandalkan sistem just in time bagi suatu obat yang penting utuk mengatasi seranggan jantung, tampaknya adalah hal yang sangat tidak praktis. Selain itu, banyak toko eceran kecil, perusahaan manufaktur, dan perusahaan jasa mungkin tidak memiliki daya beli untuk menjalankan sistem manajemen persediaan alternative seperti pembelian tepat waktu.
Dalam mengembangkan suatu kebijakan persediaan, terdapat dua pertanyaan mendasar, yaitu :
o Berapa banyak yang yarus dipesan, dan
o Kapan pemesanan harus dilakukan
Sebelum menjawab pertanyaan kedua terlebih dahulu harus menjawab pertanyaan yang pertama. Dalam menentukan kuantitas pesanan atau ukuran lot produksi, manajer hanya perlu memberi perhatian pada biaya pemesanan dan penyimpanan. Total biaya pemesanan dan penyimpanan dapat diilustrasikan dengan persamaan di bawah ini :
TC = PD/Q + CQ/2
= Biaya pemesanan + Biaya penyimpanan
Dimana TC = Total biaya pemesanan (atau persiapan) dan biaya penyimpanan
P = Biaya menempatkan pemesanan dan penerimaan pesanan
D = Jumlah permintaan pesanan yang diketahui
Q = Jumlah unit yang dipesan setiap kali pesanan dilakukan
C = Biaya penyimpanan satu unit persediaan selama satu tahun

Biaya penyimpanan persediaan dapat dihitung untuk setiap organisasi yang memiliki persediaan, termasuk perusahaan eceran, jasa, dan manufaktur. Tentu saja, model biaya persediaan yang menggunakan biaya persiapan dan ukuran lot persediaannya. Agar dapat menggambarkan aplikasinya bagi organisasi jasa, asumsikan bahwa nilai-nilai berikut diterapkan untuk sebuah komponen dalam perusahaan jasa :
Diketahui :
D = 10.000 unit
Q = 1.000 unit
P = Rp 25 per pesanan
C = Rp 2 per unit
Setelah itu dapat dimasukkan pada persamaan TC = PD/Q + CQ/2 maka TC = (25 x 10.000/1.000) + (2 x 1.000/2) = 250 + 10.000 = 1.250.
Dari perhitungan di atas dapat diketahui total biaya adalah Rp 12.500, namun kuantitas pesanan sebanyak 1.000 unit dengan total biaya sebesar 1.250, mungkin bukan pilihan yang terbaik. Beberapa kuantitas pesanan lainnya mungkin menghasilkan total biaya yang lebih rendah. Tujuannya adalah menentukan kuantitas pesanan yang akan meminimalkan total biaya, kuantitas pesanan ini disebut kuantitas pesanan ekonomis atau economic order quantity (EOQ). Model EOQ adalah sebuah contoh sistem persediaan yang didorong, dimana persediaan diawali dengan antisipasi permintaan dimasa mendatang, bukan reaksi terhadap permintaan saat ini. Hal yang mendasar dari model ini adalah penentuan nilai D, yaitu permintaan di masa yang akan datang.

Menghitung EOQ
Rumus yang digunakan untuk menghitung EOQ adalah :
Q = EOQ = 2PD/C

Contoh :
Di ketahui :

D = 10.000 unit
Q = 1.000 unit
P = Rp 25 per pesanan
C = Rp 2 per unit


EOQ = (2 x 25 x 10.000)/2

= 2.50.000

= 500
Dengan Q sebesar 500, kemudian di masukkan kedalam fungsi yang pertama (TC = PD/Q + CQ/2), maka akan di dapat total biaya sebesar 1.000, yaitu : (25 x 10.000/500) + (2 x 500/2) = 500 (biaya penyimpanan) + 500 (biaya pemesanan) = 1.000.
Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa besarnya biaya penyimpanan sama dengan biaya pemesanan. Hal ini selalu berlaku untuk model EOQ yang sederhana, dan dapat diketahui pula bahwa kuantitas pesanan sebesar 500, lebih murah daripada kuantitas pesanan sebesar 1.000 unit.
Model EOQ sangat berguna untuk mengidentifikasi pertukaran optimal antara biaya penyimpanan persediaan dan biaya persiapan. Model EOQ juga berguna untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan ketidakpastian melalui persediaan pengaman. Pentingnya model ini dapat diapresiasikan secara lebih baik dengan memahami sifat lingkungan manufaktur tradisional. Lingkungan tersebut mempunyai cirri produksi dalamjumlah missal atas beberapa jenis produk standar, yang umumnya memiliki biaya persiapan yang tinggi. Selain itu, keanekaragaman dipandang sebagai suatu yang memakan biaya dan harus dihindari. Memproduksi berbagai variasi dari suatu produk bisa cukup mahal, terutama karena fitur tambahan yang khusus biasanya akan memerlukan persiapan yang lebih sering dan lebih mahal yang menjadi alasan untuk standardisasi produk.


II.G. Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)
Apabila EOQ menjawab pertanyaan berapa banyak pemesanan optimal, ROP menjawab pertanyaan kapan mulai mengadakan pemesanan. Mengetahui kapan harus memesan merupakan bagian penting dari kebijakan persediaan. ROP adalah titik waktu dimana sebuah pesanan baru harus dilakukan, hal ini terjadi apabila jumlah persediaan di dalam stok berkurang terus. Dengan demikian harus menentukan berapa batas minimal tingkat persediaan yang harus dipertimbangkan sehingga tidak terjadi kekurangan persediaan.
Hal ini merupakan fungsi dari EOQ, tenggang waktu dan tingkat dimana persediaan hampir habis. Tenggang waktu adalah waktu yang diperlukan umtuk menerima kuantitas pesanan ekonomis setelah pesanan dilakukan atau persiapan dimulai. Untuk menghindari biaya habisnya persediaan dan untuk meminimalkan biaya penyimpanan, pesanan harus dilakukan sehingga ia tiba pada saat unit terakhir dalam persediaan digunakan. Jumlah yang diharapkan tersebut dihitung selama masa tenggang, mungkin dapat juga ditambahkan dengan safety stock yang biasanya mengacu pada probabilitas atau kemungkinan terjadinya kekurangan stok selama masa tenggang.
ROP atau biasa disebut dengan batas jumlah pemesanan kembali termasuk permintaan yang diinginkan atau dibutuhkan selama masa tenggang, misalnya ekstra stok.
MODEL-MODEL ROP
 Jumlah permintaan maupun masa tenggang adalah konstan
 Jumlah permintaan adalah variabel, sedangkan masa tenggang adalah konstan
 Jumlah permintaan adalah konstan, sedangkan masa tenggang adalah variabel
 Jumlah permintaan maupun masa tenggang adalah variabel.
Mengetahui tingkat penggunaan dan tenggang waktu akan memungkinkan kita untuk menghitung titik pemesanan kembali (ROP) yang memenuhi tujuan berikut :
ROP = Tingkat penggunaan x Tenggang waktu
Contoh :
Diketahui : Suatu perusahaan menggunakan 50 unit perhari, dan tenggang waktunya adalah 4 hari, jadi perusahaan tersebut harus melakukan pemesanan kembali pada saat persediaan berada pada titik 200 unit ( 50 unit x 4 hari).



Ketidak Pastian Permintaan Dan Titik Pemesanan Kembali
Jika permintaan atas komponen atau produk tidak diketahui dengan pasti, maka terdapat kemungkinan terjadinya kehabisan persediaan. Sebagai contoh jika unit yang digunakan tadi sebesar 60, bukan 50, maka perusahaan akan menggunakan 200 komponen selama tiga sepertiga hari. Oleh karena pesanan baru tidak akan diterima sampai akhir hari keempat, maka perusahaan akan menganggur selama dua pertiga hari, untuk mengantisipasi hal ini organisasi sering kali memilih untuk menyimpan persediaan pengaman (safety stock). Safety stock adalah persediaan yang disimpan sebagai jaminan atas fluktuasi permintaan. Persediaan pengaman dihitung melalui perkalian tenggang waktu dan selisih antara tingkat penggunaan maksimal dan rata-rata penggunaan persediaan. Sebagai contoh, jika penggunaan maksimal adlah 60 unit perhari, rata-rata penggunaan adalah 50 unit perhari,dan tenggang waktu adalah empat hari, maka safety stock dapat dihitung sebagai berikut:
(Penggunaan maksimal-penggunaan rata-rata) x (Tenggang waktu)
(60-50) x 4 = 40
Dengan adanya safety stock, ROP dapat dihitung sebagai berikut :
ROP = ( Tingkat rata-rata penggunaan x Tenggang waktu) + Safety stock
Bila diketahui : : Suatu perusahaan menggunakan 50 unit perhari, dan tenggang waktunya adalah 4 hari, dan persediaan pengaman adalah 40 unit, maka ROP dapat diperoleh dengan : (50 x 4 ) + 40 = 240 unit
Bila di ketahui :
Permintaan rata-rata 100 per hari
Permintaan maksimal 120 perhari
Permintaan tahunan 36.000
Biaya persiapan 20
Biaya penyimpanan perunit adalah 4
Tenggang waktu 20 hari
Jawab ; EOQ = 2PD/C

2 x 20 x 36.000/4

= 360.000

= 600
Penggunaan maksimal = 120
Penggunaan rata-rara = 100
Selisih = 20
Tenggang waktu = 20
Total persediaan pengaman = 400
ROP = (Penggunaan rata-rata x Tenggang waktu) + Persediaan pengaman
= (100 x 20 ) + 400
= 2400 unit.
EOQ dan ROP tersebut di atas mudah-mudahan dapat menjawab dua pertanyaan yang mendasar yang terlebih dahulu dikemukakan di atas, yaitu:
o Berapa banyak yang yarus dipesan, dan
o Kapan pemesanan harus dilakukan



II.H. Manajemen Persediaan JIT (Just In Time)
Pada masa globalisasi, dimana pasar kompetitif tidak lagi ditentukan oleh batasan negara, hal ini didukung oleh kemajuan dalam bidang transportasi dan komunikasi yang terus mengalami peningkatan, sehingga menimbulkan persaingan yang sangat ketat. Tekanan persaingan ini telah menyebabkan banyak perusahaan meninggalkan model EOQ dan beralih kepada pendekatan just in time untuk proses manufaktur dan pembelian.
Manufaktur JIT adalah sustu sistem berdasarkan kepada tarikan permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui sistem permintaan yang ada, bukan didorong kepada sistem pada waktu tertentu berdasarkan permintaan yang diantisipasi. Sebagai contoh banyak restoran cepat saji menggunakan sistem tarikan permintaan untuk mengendalikan persediaan barang jadi mereka. Ketika pelanggan memesan makanan, makanan tersebut akan diambil pada rak yang tersedia.ketika makanan itu sudah terlalu sedikit koki membuat makan yang baru. Prinsip yang sama digunakan pada manufaktur. Bahan baku atau bahan rakitan tiba pada saat dibutuhkan agar produksi dapat berjalan, sehingga permintaan dapat dipenuhi. JIT juga banyak digunakan pada sistem pembelian (JIT purchasing) dimana para pemasok disyaratkan untuk mengirimkan suku cadang dan bahan baku tepat pada waktunya untuk produksi. Hubungan dengan pemasok adalah hal yang sangat penting.
JIT memiliki dua tujuan strategis yaitu :
o Meningkatkan laba
o Memperbaiki posisi bersaing perusahaan
Kedua tujuan ini dica[ai dengan cara mengendalikan biaya, memperbaiki kinerja pengiriman, dan meningkatkan kualitas. Sistem JIT menawarkan peningkatan efisiensi biaya dan secara simultan mempunyai fleksibilitas untuk merespons permintaan pelanggan akan kualitas yang lebih baik serta variasi yang lebih banyak. Serta secara terus menerus berupaya untuk melakukan penghapusan pemborosan. Jadi JIT tidak hanya focus pada manajemen persediaan, tetapi menawarkan nilai tambah yaitu pengendalian persediaan.


Karakteristik JIT
1. Tata letak
Dalam pekerjaan secara tradisional dan proses manufaktur secara bach, produk dipindahkan dari satu kelompok mesin yang sama ke kelompok mesin yang lainnya, sehingga mesin dengan fungsi yang sama ditempatkan menjadi satu dalam satu area, sedangkan JIT menawarkan sebuah pola yang disebut sel manufaktur, yang terdiri dari mesin-mesin yang dikelompokkan dalam kumpulan, biasanya dalam bentuk setengah lingkaran, mesin-mesin diatur sehingga mampu melakukan berbagai operasi secara berurutan, para pekerja ditugaskan pada sel-sel dan dilatih untuk untuk mengoperasikan semua mesin sehingga para pekerja mempunyai berbagai keahlian sekaligus, berbeda dengan sistem tradisional yang hanya terpaku pada area tertentu saja.

2. Pengelompokan dan pemberdayaan karyawan
Perbedaan structural utama lainnya antara organisasi JIT dan tradisional berhubungan pada pengelompokkan dan tanggung jawab karyawan. Pada JIT tiap sel dipandang sebagai pabrik mini, jadi setiap sel membutuhkan akses yang mudah dan cepat untuk mendukung pelayanan. Akibatnya para personel dari dari departemen pelayanan seringkali ditugaskan ke sel. Pelatihan pekerja sel untuk melakukan tugas-tugas ganda juga memiliki pemgaruh pada relokasi dukungan pelayanan pada sel. Kemampuan ulti tugas ini secara langsung akan berhubungan pada pendekatan tarikan melalui produksi. Produksi berdasar pada permintaan berarti bahwa para pekerja produksi sering memiliki waktu luang yang dapat digunakan untuk melakukan aktifitas pendukung yang dipilih.

3. Total Quality Control
JIT perlu memberikan tekanan yang lebih kuat pada pengelolaan kualitas, suatu suku cadang yang cacat memberikan pekerjaan pada pemotongan. JIT tidak dapat diimplementasikan tanpa suatu komitmen pada pengendalian kualitas total (TQC) yang pada intinya adalah suatu pengerjaan tanpa henti untuk suatu kualitas sempurna, usaha untuk mendapatkan desain produk dan proses manufaktur tanpa cacat.
4. Ketertelusuran Biaya Overhead
Suatu sistem pembiayaan menggunakan tiga metode untuk membebankan biaya pada produk individual :
 Penelusuran langsung
 Penelusuran penggerak
 Alokasi
Dari ketiga metode tersebut penelusuran langsung merupakan yang paling akurat, sehingga banyak lebih disukai dari pada metode yang lainnya. Dalam suatu lingkungan JIT biaya overhead yang tadinya dibebankan pada produk dengan menggunakan penggerak aktifitas dan terkadang alokasi, saat ini dapat ditelusuri secara langsung terhadap produk, manufaktur selular, tenaga kerja berkeahlian ganda dan aktifitas pelayanan yang terdesentralisasi adalah karakteristik utama JIT yang bertanggung jawab pada perubahan dalam penelusuran ini.

5. Pengaruh Persediaan
JIT umumnya menurunkan persediaan hingga tingkat yang sangat rendah. Pencapaian terhadap tingkat yang tidak signifikandari persediaan adalah kesuksesan JIT. Akan tetapi ide pencapaian persediaan yang tidak signifikan menentang alasan tradisional untuk menyimpan persediaan. alasan-alasan ini tidak lagi dipandang berlaku.
JIT menolak untuk menggunakan persediaan sebagai solusi dari masalah-masalah ini, bahkan tidak hanya dipandang sebagai pemborosan namun sebagai sesuatu yang langsung berhubungan dengan kemampuan perusahaan untuk bersaing. Persediaan yang banyak merupakan eksistensi masalah yang harus dipecahkan dan seringkali berarti kualitas rendah, tenggang waktu yang panjang, dan kinerja jatuh tempo yang rendah. Manajemen persediaan JIT menawarkan penyelesaian alternative yang tidak membutuhkan persediaan yang banyak.
JIT merupakan pendekatan untuk meminimalkan total biaya penyimpanan dan biaya persiapan yang sangat berbeda dari pendekatan tradisional. Pendekatan tradisional mengakui keberadaan biaya persiapan dan mkemudian menentukan kuantitas pesanan yang merupakan perimbangan terbalik dari dua kategori biaya. Dilain pihak JIT tidak menerima biaya persiapan, malah sebaliknya JIT mencoba menekan biaya-biaya ini sampai nol. Jika biaya persiapan dan biaya pemesanan menjadi tidak signifikan maka biaya yang tersisa untuk dikurangi adalah biaya penyimpanan, yang dicapai dengan mengurangi persediaan sampai ke tingkat yang sangat rendah.

Keterbatasan JIT
JIT bukan merupakan pendekatan yang dapat dibeli dan diterapkan dengan hasil segera. Implementasinya merupakan proses evolusioner, bukan revolusioner. Sehingga dibutuhkan kesabaran. JIT sering kali disebut sebagai program penyederhanaan, namun ini bukan berarti mudah atau sederhana untuk diterapkan. Keterbatasan JIT diantaranya :
 Dibutuhkan waktu yang tidak sekejap untuk membina hubungan baik dengan pemasok
 Sering kali adanya penyalah artian hubungan dengan pemasok, sehingga yang timbul bukan lagi kemitraan melainkan pemaksaan
 Pengurangan penyangga persediaan menyebabkan arus kerja yang terpecah dan tingkat stress yang tinggi diantara para pekerja produksi
 Adanya perasaan dari para pekerja bahwa JIT adalah suatu pemerasan
 Tidak adanya persediaan untuk menyangga berhentinya produksi.

Mungkin strategi yang lebih baik dari penerapan JIT adalah dimana pengurangan persediaan mengikuti perbaikan proses yang ditawarkan JIT. Menerapkan JIT adalah tidak mudah dan memerlukan perencanaan serta persiapan yang hati-hati dan saksama. Perusahaan harus siap untuk menghadapi perjuangan dan kegagalan.


III.A Kesimpulan
Persediaan sangat penting bagi setiap perusahaan, baik perusahaan jasa, maupun manufaktur. Adanya persediaan akan mempermudah jalannya operasi perusahaan yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang atau jasa dan menyampaikannya kepada konsumen, selain itu persediaan juga berguna untuk mengantisipasi ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi keinginan pelanggan karena tidak selamanya barang atau jasa itu ada setiap saat.
Dua pendekatan yang dikemukakan mengenai manajemen persediaan :
 Model persediaan tradisional dengan sistem EOQ
 Model persediaan dengan JIT
Kedua model tersebut mempunyai kekurangan dan kelebihan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya. Dibawah ini perbedaan utama antara model tradisional dan JIT :
JIT TRADISIONAL
1 Sistem tarik 1 Sistem dorong
2 Persediaan tidak signifikan 2 Persediaan signifikan
3 Pemasok kecil 3 Pemasok besar
4 Kontrak pemasok jangka panjang 4 Kontrak pemasok jangka pendek
5 Struktur selular 5 Struktur departemental
6 Tenaga kerja berkeahlian ganda 6 Tenaga kerja terspesialisasi
7 Pelayanan terdesentralisasi 7 Pelayanan tersentralisasi
8 Keterlibatan karyawan tinggi 8 Keterlibatan karyawan rendah
9 Gaya manajemen memfasilitasi 9 Gaya manajemen mengawasi
10 Pengendalian kualitas total 10 Tingkat kualitas yang dapat diterima
11 Dominasi penelusuran langsung 11 Dominasi penelusuran penggerak

III.B Saran
Disadari atau tidak penulis dalam hal ini banyak sekali kekurangan, baik dari segi isi maupun dari kaidah-kaidah penulisan, kritik dan saran yang membangun penulis harapkan dari segenap pembaca. Sedikit harapan dari penulis mudah-mudahan goresan pena yang sekelumit ini dapat berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya, khususnya ilmu ekonomi.

Rabu, 25 Juni 2008

AKTIFA TIDAK BERWUJUD

Sifat Aktifa Tak Berwujud

Pengertian dan sifat Aktiva Tak Berwujud menurut PSAK No. 19 (Revisi 200)

Aktiva tidak berwujud adalah aktiva non moneter yang dapat diidentifikasikan dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif (IAI, 2002 : 19.5)

Pengertian

o Perusahaan sering sekali mengeluarkan sumberdaya untuk mendapatkan, mengembangkan, memelihara atau memperkuat sumber daya tidak berwujud, seperti ilmu pengetahuan dan teknolog, dsain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kelayakan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang (termasuk merek produk/brand names). Contoh aktiva tidak berwujud yang dicakup dalam judul luas tersebut adalah : piranti lunak komputer, hak paten, hak cipta, film gambar hidup, daftar langganan, hak pengusahaan hutan, kuota impor, waralaba, hubungan dengan pemasok atau pelanggan, kesetiaan pelanggan, hak pemasaran, dan pangsa pasar.
o Tidak semua unsur yang dicantumkan memenuhi definisi aktiva tidak berwujud, yaitu keteridentifikasian, adanya pengendalian sumberdaya dan adanya manfaat ekonomis dimasa mendatang, jika suatu yang dicakup dalam pernyataan ini tidak memenuhi definisi aktiva tidak berwujud, maka pengeluaran yang dilakukan dalam rangka memperolah atau menciptakan sendiri aktiva tersebut diperlakukan sebagai beban pada saat terjadinya. Namun, jika unsut tersebut diperolah dalam suatu penggabungan usaha yang dibentuknya akuisisi, maka unsur tersebut diperlakukan sebagai bagian dari muhibah (goodwill) yang diakui pada tanggal akuisisi.
o Dalam definisi aktiva tidak berwujud terdapat kriteria bahwa keteridentifikasian aktiva tidak berwujud harus dapat dibedakansecara jelas dengan muhibah (goodwill). muhibah (goodwill) yang timbul dari penggabungan usaha berbentuk akuisisi mencerminkan pembayaran yang dilakukan oleh pihak yang mengakuisisi dengan harapan akan memperoleh manfaat ekonomi dimasa mendatang. Manfaat ekonomis dimasa mendatang akan timbul dari sinergi antara aktiva yang diperoleh yang dapat diidentifikasian atau daru aktiva yang secara individu tidak memenuhi syarat untuk diakui dalam laporan keuangan walaupun yang mengakuisisi bersedia untuk membayar aktiva tersebut.
o Suatu aktiva tidak berwujud dapat dibedakan secara jelas dengan muhibah (goodwill) jika aktiva tersebut dapat dipisahkan. Suatu aktiva disebut ” dapat dipisahkan” jika perusahaan dapat menyewakan, menjual, menukarkan atau mendistribusikan manfaat ekonomis dimasa mendatang yang terdapat pada aktiva tersebut tanpa melepas manfaat ekonomi dimasa mendatang yang timbul dari aktiva lain yang digunakan dalam aktivitas yang sama dalam menghasilkan pendapatan.
o Dapat dipisahkan tidak selalu merupakan prasarat untuk dapat memnuhi kriteria keteridentifikasian karena perusahaan dapat daja melakukan identivikasi degngan cara lain. Misalkan ketika aktiva tidak berwujud diperoleh bersama dengan sekelompok aktiva lainnya. Transaksi itu bisa jadi meliputi pengalihan hak hukum yang memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasian aktiva tidak berwujud. Demikian juga dalam suatu proyak intern yang bertujuan menciptakan hak hukum bagi perusahaan, hak hukum tersebut mungkin bersifat sedemikian rupa sehingga dapat membentu perusahaan dalam menentukan aktiva tidak berwujud yang timbul. Dalam kasus lain, walaupun suatu aktiva menghasilkan manfaat ekonomis dimasamendatang bersama-sama dengan kelompok aktiva lainnya, aktiva tersebut tetap dapat diidentivikasikan jika perusahaan dapat mengidentivikasikan manfaat ekonomis dimasa mendatang yang akan timbul dari aktiva tersebut.
o Manfaat ekonomi masa depan yang timbul dari aktiva tidak berwujud dapat mencakup pendapatan dari penjualan barang atau jasa, penghematan biaya, atau manfaat lain yang berasal dari penggunaan aktiva tersebut oleh perusahaan. Misalnya, penggunaan hak kekayaan intelektual dalam suatu proses produksi tidak meningkatkan pendapatan masa depan, tetapi menekan biaya produksi masa depan.
o Dalam mengakui suatu pos sebagai aktiva tidak berwujud, perusahaan perlu menunjukkan bahwa pos tersebut memenuhi :
o Definisi aktiva tidak berwujud; dan
o Kriteria pengakuan sebagaiman diatur dalam pernyataan ini (PSAK No. 19)
o Aktiva tidak berwujud diakui kjika, dan hanya jika :
o Kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomis dimasa mendatang dari aktiva tersebut.
o Biaya perolehan aktiva tersebut dapat diukur secara andal
o Dalam menilai kemungkinan adanya manfaat ekonomis masa depan, perusahaan harus menggunakan asumsi yang masuk akal dan dapat dipertanggung jawabkan, yang merupakan estimasi terbaik manajemen atas kondisi ekonomi yang berlaku spanjang masa manfaat aktiva tersebut.
o Dalam menilai tingkat kepastian akan adanya manfaat ekonomis dimasa mendatang yang timbul dari penggunaan aktiva tidak berwujud, perusahaan mempertimbangkan bukti yang tersedia pada saat pengukuran awal aktiva tidak berwujud dengna memberikan penekanan pada bukti ekstern.
o Suatu aktiva tidak berwujud pada awalnya harus diakui sebesar biaya perilehan ; mempunyai manfaat lebih dari satu tahun, tidak mempunayi bentuk (tidak bisa dipegang/diraba atau dilihat), diperoleh dengan mengeluarkan sejumlah uang tertentu yang jumlahnya cukup material.

Contoh
1. Goodwill –timbul pada suatu perusahaan pada saat membeli suatu perusahaan lain diatas harga yang berlaku untuk aktiva bersihnya setelah dikurangi biaya-biaya (karena perusahan yang dibeli memiliki keunggulan tertentu)
2. Hak Paten –jika suatu perusahaan/seseorang menemukan suatu produkbaru setelah melakukan riset selama beberapa waktu dengan mengeluarkan biaya-biaya yang cukup besar. Untuk itu, Ia dapat mendaftarkan produk cipataannya pada Direktorat Hak Paten, untuk memperoleh hak paten, sehingga orang lain tidak dapat membuat produk yang sama, kecuali orang tersebut telah membeli hak paten tersebut atau membayar royalty kepada pemilik hak paten.

Selasa, 10 Juni 2008

KENANGAN MUDIK

Adakah Ruginya Jika Kita Membangun Sebuah Kepercayaan

Anda pernah berhutang jutaan rupiah? Apa saja yang anda persiapkan untuk memperolehnya? Lalu apa saja yang menjadi pertanyaan pada saat anda melakukan peminjaman? Hal yang paling pertama dipertanyaan adalah jaminan anda kemudian akan dilanjutkan dengan persyaratan-persyaratan lainya, anda juga mesti mengisi beberapa aplikasi, mempersiapkan KTP, KK, anda juga harus lelah menandatangai beberapa aplikasi dan persyaratan lainya yang memiliki kekuatan hukum bermaterai dan banyak lagi.

Hal itu semua tidak berlaku di Desa, hal yang paling utama adalah kepercayaan, karena dengan itu anda bisa melakukan peminjaman dengan nilai jutaan tanpa harus menyediakan lembaran perjanjian dan persyaratan, cukup dengan secarik kertas atau nota dengan membubuhkan nilai hutang dan tandatandan, selebihnya anda hanya melakukannya secara lisan, itu semua saya ketahu pada saat saya pulang kampung, pada saat itu sedang musim panen, tak sengaja saya melihat seorang pembeli (cingkau_red) sedang transaksi dengan seorang petani dan melakukan pembayaran dengan secarik kertas berisi nominal dan dibubuhkan tandatangan yang isinya dua puluh juta rupiah, saya tertarik untuk mengetahuinya kemudain saya bertanya pada cingkau ”berapakah modal anda untuk menjadi pengusaha hasil perkebunan?” Kemudian ia menjawab ”satu miliar kemudian Ia menjelaskan rinciannya satu juta untuk saya bersilaturahmi dari petani satu ke petani lainya dan sisanya kepercayaan yang saya bangun bertahun-tahun”, hati saya bergumam enak sekali usaha disini, tapi saya tidak cukup puas jika tidak percaya dengan petani tersebut, ”bapak gak takut dibohongin, inikan cuma tulisan buat ngingetin bapak doang kalu bapak cingkau punya utang duapuluh juta sama bapak” tegas saya namun bapak petani hanya tersenyum sembari menjawab singkat ”sayasih percaya aja toh tuhan tahu apa yang saya lakukan dangan cingkau, dia juga belum pernah bohongin saya, saya juga kawatir kalau disimpen dirumah takut mengundang niat jahat dari pencuri jadi ya sudah...”.

Jadi para insani sukses benar kata orang hidup diDesa lebih romantis dibanding kehidupan diKota, coba bayang kan masih adakah kehidupan seperti itu dikota, yang ada adalah hidup bagaikan buah simalakama kita dihadapkan pada pilihan yang tidak menyenangkan. Diibataratkan kita sedang membantu seorang pembunuh berdarah dingin yang suatu saat dia akan membunuh kita......

Senin, 02 Juni 2008

GILANYA ANAK KOS



Dunia kos-kosan memang menyenangkan selain kita diberikan banyak kebebasan untuk mengelola hidup, kos-kosan juga bagaikan rumah kedua setelah rumah orang tua kita, banyak hal yang dapat terjadi disana dan banyak juga hal yang dapat kita pelajari dari kehidupan kos-kosan mulai dari obrolan social, politik, dan bahkan tentang percintaan.

Dikos-kosan saya dihni banyak mahasiswa yang beragam asalnya, beragam smesternya, beragam hobinya, tetapi lebih sering kuliah pada kelas yang sama (banyak yang melakukan pendalaman materi) karena sebagian besar beraktifitas diluar basic pendidikan begitu alasan kami untuk membela diri.

Suatu malam setelah lelah beraktifitas seperti biasa kami beristirahat sambil membuka obrolan, dimulai dari membicaaraken masalah kuliah, saat itu saya bersama dua orang teman saya (bertiga) kemudian teman saya yang pertama mulai membuka obrolan “gila tu dosen killer abis, masa kuliah selama enam bulan hanya ditentukan sama satu hari kan enggak sepadan tuh” kemudian teman yang lain menimpal ”ia bener tuh” berhubung meraka kuliah pada kelas yang sama dan memiliki masalah yang sama pula jadi teman saya yang kedua menyetujui pernyataan teman saya yangpertama, karna dua orang melawan satu saya tidak berani merubah tema pembcaraan malam ini, tetapi selang beberapadetik saya tertarik untuk tahu lebih banya tentang masalah ini. Kemudian saya bertanya ”emang kenapa?” kemudian teman saya yang pertama dengan berapi-api memberikan jawaban atas pertanyaan yang saya lontarkan, “masasih ujian bibuat seperti ujian comprehensive yang biasa dilakukan dalam setiap persidangan, yang parahnya lagi mahasiswa yang ridak bisa menjawab pertanyaan langsung diberikan nilai E, kan gak sepadan untuk menilai kecerdasan seseorang dengan satu pertanyaan, belum lagi masalah didunia nyata tidak dapat diselesaikan dengan datu disiplin ilmu, apalagi hanya satu matakuliah, satu refransi buku apalagi hanya dengan satu pertanyaan saja, kan tidak!!!!

Beruntuk kalo pertanyaannya gue udah pernah baca, kalo gw lupa nilai E sudah gak diragukan lagikan kalo gitu kapan lulusnya gw sekarang aja udah semester XII

Karna melihat keseriusan teman saya dalam bercerita saya segan untuk memberikan tanggapan, karena saya hanya tersiam saya takut dianggap tidak mendengarkan keluhan meraka saya coba bertanya kembali ” terus lo pada mau ngelakuin apa ama ni masalah? Teman saya yang satu lagi menjawab pokoknya gw mau temuin kepala jurusan gw mau ceritain semuanya pokoknya gw minta untuk ngerubah system pendidikan yang kaya gitu kalo perlu amp eke universitas” tegas teman saya, kemudian tanpa sedikitpun kekocakan yang ditampakkan oleh saya dan kedua teman saya semua terdian seakan-akan berfikir padahal saya belum sempatmemikirkan saya hanya terdiam menunggu cerita selanjutnya, disela-sela kebisuan kami nyeletup teman bertanya ”menurut lo gimana” weah… saya langsung terkejut melihat teman saya bertanya tetapi pandangannya tertuju pada saya itu menandakan bahwa mereka mengharapakn saya memberikan jawaban, sebagai penghuni yang tergolong tua saya coba berani memberikan tanggapan, karena saya tidak ingin sok menasehati ahirnya saya ajak mereka untuk berfikir bersama “jika kita ibaratkan system pengajaran seperti itu adalah air yang ber batu dan mengalir dengan deras, kemudian kita adalah ikan yang berasi di air yang deras itu, dan tujuan atau system yang kita harapkan berada di hulu air.

Lalu apa yang harus kita lakukan? Yang dapatkita lakukan ada tiga hal dalam menghadapi masalah tersebut, yang pertama kita melawan arus jika kita mampu melawanya, yang kedua kita bersembunyi dibalik batu untuk menghindari arus yang deras sehingga kita tidak kelelahan dan terhanyut dan sembari mengumpulkan tenaga jika sewaktu-waktu arus melemah kita bisa ke hulu, yang ketiga kita mengikuti arus sampai kehilir.

Mengapa demikian kerana dalm strategi yang pertama kita tentang kebijakan itu jika kita mememiliki kesempatan untuk mengkomunikasikannya secara benar dan pada orang yang benar, jika tidak maka kita akan kehabisan energi dan buang-buang waktu karna kita akan terhanyut dan mati, yang kedua jika kita tidak memiliki kesempatan yang bertama pndahkan cara berfikir kita dari menentang menjadi tantangan, daripada kita terus melawan tetapi tidak mampu lebih baik kita berdoa dan buat diri kita pantas untuk mendapat kan nilai A denga tes tersebut. (jadikanlah hambatan menjadi peluang :eko) sehingga nilai E menjauh dari kita dan terhanyut bersama derasnya air, kemudian yang ketiga jika kita tidak memiliki kesempatan yang pertama dan kedua maka agar kita ridak merugi berlipat lipat kita harus melemah, ganti saja dosennya, karena jika kita tetap megambil kelas itu namun tidak ingin mengikuti proses yang diberikan maka yang terjadi penolakan dari dalam diri dan itu tidak baik untuk kesehatan spirituan maupun mental dan kita akan gugur sebelum berperang.

Teman-teman ku ini kisah nyata dan terjadi pada tahun 2008, wasiat untuk kita semua bahwa bahwa tidak pernah ada ruginya jika kita mencoba besikap positif dalam setiap masalah.

Jumat, 30 Mei 2008

DARI LATIEF


Hi, Buat Anda para wanita, ini ada sharing pengalaman seorangteman. Mudah-mudahan sharing ini ada manfaatnya..Buat cowok, baca aja deh....



Teman saya ini (katakanlah namanya Wati, 27 tahun) bekerja padasuatu perusahaan konsultan yang tidak terlalu besar sebagai asistendari salah seorang partner pada perusahaan konsultan tersebut (kita sebut sajanamanya Iwan). Wati sangat mengagumi profil dan karakter Iwan. Sebut sajasemua hal yang baik, maka Iwan memilikinya. Otak yang cemerlang, sikap yangprofesional dan gentleman, penampilan yang selalu rapi dan nicelooking serta usia baru 36 tahun (waktu itu). Singkat cerita Watimulai "naksir" Iwan.



Ternyata Wati membiarkan perasaannya kepada Iwan tumbuh tanpahalangan. Semakin hari ia semakin jatuh hati kepada Iwan. Iwanbukannya tidak tahu akan hal itu tetapi sikapnya yang profesional di kantor yang tidakmembiarkan hal-hal pribadi mencampuri urusan kantor membuat Watisemakin mengagumi pribadi Iwan.



Suatu hari urusan kantor membuat mereka berdua harus pergi kebeberapa kota di Jawa Tengah. Untuk memudahkan mobilisasi, mereka naik pesawat keSemarang dan menyewa mobil untuk melakukan perjalanan darat di sekitarSemarang, Magelang, Yogya dan Solo dalam rangka melakukan suatusurvei khusus untuk kepentingan klien. Entah bagaimana ceritanya mereka kemalaman danmenginap di sebuah hotel kecil. Sebenarnya Iwan ingin memesan 2 kamar tetapikarena hanya tersisa 1 kamar ia meminta pendapat Wati. Karena memang sudahsangat lelah Wati setuju untuk sekamar dengan Iwan (sebenarnya Wati agak"sedikit senang" dengan kondisi darurat tersebut). Karena tidak ber-ac, makaIwan membuka jendela kamar. Masalah lainnya kamar tersbut hanya memiliki1 ranjang berukuran tanggung dan tidak memiliki kursi panjang. Tidakmungkin bagi Wati untuk meminta Iwan tidur di lantai. Jadilah akhirnyamereka tidur seranjang setelah Iwan berjanji bahwa ia tidak akan melakukan halyang tidak-tidak.



Sebenarnya Wati tidak bisa tidur karena seranjang dengan Iwan.Sebagai seorang wanita jantungnya berdebar sangat kencang karenatidur serajang dengan pria sopan yang sangat dikaguminya. Kakimereka beberapa kali saling bersentuhan karena ranjangnya memang pas-pasan. Setelah setengahjam, angin malam yang masuk lewat jendela membuat Wati merasa kedinginansehingga ia memberanikan diri bertanya kepada Iwan:

"Mas Iwan, aku kedinginan nih. Boleh nggak minta tolong jendelanyaditutup saja?"

Iwan tidak langsung menjawab dan Wati berpikir Iwan sudah tertidursehingga ia berkata lagi: "Mas Iwan..."

Kali ini Iwan langsung menjawab: "Wat, kamu kedinginan ya? MAUKAHKAMU MALAM INI KAMU BERTINDAK SEPERTI ISTERI SAYA?"

Jantung Wati serasa berhenti berdetak. Pikirannya langsung guncangmendengar pertanyaan Iwan. Dengan hati-hati ia bertanya: "Maksud mas Iwan?"

"Maksud saya...., jendelanya kamu tutup sendiri ya ?!"

Hehehe..serius amat bacanya..

BELAJAR NULIS

…………...…………………………………….. MOTIVASI……………………………………………………



San Han An
Apa itu San Han An? San Han An berasal dari kata sifat dasar manusia yaitu Keterbatasan, Kelemahan dan Kelupaan, yang disingkat (san han an), bukan bahasa jepang atau mandarin.
Kita diberikan sifat dasar tersebuta agar kita tidak sombong dan lebih mensyukuri karunia Tuhan yang telah diberikan kepadakita, sehingga kita dapat saling berinteraksi dengan sesama manusia yang beragam untuk saling melengkapi San Han An_red dari manusia.

Keterbatasan, setiap manusia setinggi apapun kedudukanya, seluas apapun pengetahuannya, sebanyak apapun hartanya dan sedahsyat apapun repotasinya pasti akan bertemu dengan keterbatasan ruang dan waktu, karena tidaklah mungkin kita bertemu dengan seseorang dibelahan dunia yang berbeda pada satu waktu yang sama, kita juga tidak pernah menemukan manusia yang hidup pada saat ini dan kembali pada masalalu.

Kelemahan, dalam hal ini kita mengenal tidak ada manusia yang sempurna, dalam setiap kelebihan selalu ada kelemahan yang bergaris lurus sejajar mengikutinya, tidak ada manusia yang dapat menahan lapar lebih dari satu pecan, tidak juga ada manusia yang dapat menahan dahaga melebihi tiga hari, tidak ada juga manusia yang dapat tidak bernafas selama tiga jam.

Kelupaan, kita manusia diberikan dua wilayah daya ingat yaitu short term memory dan long term memory, ingatkah kita sebuah lagu klasik yang menggambarkan daya ingat manusia? Seperti ini liriknya “belajar diwaktu kecil bangai mengukir diatas batu, belajar diwaktu tua bagai mengukir diatas air,” lirik tersebut menggambarkan semakin bertambahnya usia semakin menurun pula daya ingat kita, coba kita bayangkan ketika kita menimba ilmu dari sekolah dasar hingga S3 semuanya akan berangsur-angsur hilang dari ingatan seiring dengan bertambahnya usia, contohnyata saat kita di taman kanak-kanak kita banyak diajarkan tata karma kehidupan, misalnya jangan mencuri, jangan berbohong, jangan bertengkar, tidak boleh memfitnah, bekerjasama, saling tolong menolong, jika menyebrang harus bergandengan tangan dan sebagainya, ingatkah kita saat ini apa yang dipelajari sewaktu itu? Semoga saja ingat, karena realita yang kita lihat saat ini kata jangan mencuri nyatanya setelah dewasa dan diberikan kesempatan menjadi panutan malah mencuri hak rakyat, jangan berkelahi sekarang malah pada berebut jabatan, dan banyak lagi.

Supermen Is Die
Menyimak San Han An lalu bagaimana sikap kita menghadapinya, sementara itu sudah menjadi sifat dasar setiap orang, yang harus kita lakukan adalah mengubah posisi kita dari superman menjadi super team mengapa karena tidak lah mungkin kita dapat melakukan semua hal seorang diri tanpa bantuan orang lain dan tidak ada juga manusia super saat ini tanpa bantuan orang lain, lalu bagai mana kita dapat melakukan super tem ini? Super team mengandung makna sama yaitu sama-sama kerja, kerja sama, tujuanya sama, dan banyak lagi kesamaan yang dapat diciptakan super team, contoh nya dalam kesebelasan sepak bola tidak dikenal yang namanya kemenangan perorangan yang dikenal adalah kemenangan team, mengapa demikian seandainya semua pemain ingin memasukkan bola apa yang terjadi? Pertandingan tidak akan pernah dimnengankan.

Dalam contoh lain super tem juga dapat diilustrasikan dengan angka, dalam matematika kita ketahui bahwa 1+1=2, namun dalam superteam 1+1= keunggulan kompetitif, mengapa demikian karena jika ide saya + ide anda bukan = dua namum = berpuluh-puluh ide dan bahkan ratusan.
Yang pasti dunia ini akan terasa indah jika saya dan anda semua menjadi kita.