Dikos-kosan saya dihni banyak mahasiswa yang beragam asalnya, beragam smesternya, beragam hobinya, tetapi lebih sering kuliah pada kelas yang sama (banyak yang melakukan pendalaman materi) karena sebagian besar beraktifitas diluar basic pendidikan begitu alasan kami untuk membela diri.
Beruntuk kalo pertanyaannya gue udah pernah baca, kalo gw lupa nilai E sudah gak diragukan lagikan kalo gitu kapan lulusnya gw sekarang aja udah semester XII”
Karna melihat keseriusan teman saya dalam bercerita saya segan untuk memberikan tanggapan, karena saya hanya tersiam saya takut dianggap tidak mendengarkan keluhan meraka saya coba bertanya kembali ” terus lo pada mau ngelakuin apa ama ni masalah? Teman saya yang satu lagi menjawab “pokoknya gw mau temuin kepala jurusan gw mau ceritain semuanya pokoknya gw minta untuk ngerubah system pendidikan yang kaya gitu kalo perlu amp eke universitas” tegas teman saya, kemudian tanpa sedikitpun kekocakan yang ditampakkan oleh saya dan kedua teman saya semua terdian seakan-akan berfikir padahal saya belum sempatmemikirkan saya hanya terdiam menunggu cerita selanjutnya, disela-sela kebisuan kami nyeletup teman bertanya ”menurut lo gimana” weah… saya langsung terkejut melihat teman saya bertanya tetapi pandangannya tertuju pada saya itu menandakan bahwa mereka mengharapakn saya memberikan jawaban, sebagai penghuni yang tergolong tua saya coba berani memberikan tanggapan, karena saya tidak ingin sok menasehati ahirnya saya ajak mereka untuk berfikir bersama “jika kita ibaratkan system pengajaran seperti itu adalah air yang ber batu dan mengalir dengan deras, kemudian kita adalah ikan yang berasi di air yang deras itu, dan tujuan atau system yang kita harapkan berada di hulu air.
Lalu apa yang harus kita lakukan? Yang dapatkita lakukan ada tiga hal dalam menghadapi masalah tersebut, yang pertama kita melawan arus jika kita mampu melawanya, yang kedua kita bersembunyi dibalik batu untuk menghindari arus yang deras sehingga kita tidak kelelahan dan terhanyut dan sembari mengumpulkan tenaga jika sewaktu-waktu arus melemah kita bisa ke hulu, yang ketiga kita mengikuti arus sampai kehilir.
Mengapa demikian kerana dalm strategi yang pertama kita tentang kebijakan itu jika kita mememiliki kesempatan untuk mengkomunikasikannya secara benar dan pada orang yang benar, jika tidak maka kita akan kehabisan energi dan buang-buang waktu karna kita akan terhanyut dan mati, yang kedua jika kita tidak memiliki kesempatan yang bertama pndahkan cara berfikir kita dari menentang menjadi tantangan, daripada kita terus melawan tetapi tidak mampu lebih baik kita berdoa dan buat diri kita pantas untuk mendapat kan nilai A denga tes tersebut. (jadikanlah hambatan menjadi peluang :eko) sehingga nilai E menjauh dari kita dan terhanyut bersama derasnya air, kemudian yang ketiga jika kita tidak memiliki kesempatan yang pertama dan kedua maka agar kita ridak merugi berlipat lipat kita harus melemah, ganti saja dosennya, karena jika kita tetap megambil kelas itu namun tidak ingin mengikuti proses yang diberikan maka yang terjadi penolakan dari dalam diri dan itu tidak baik untuk kesehatan spirituan maupun mental dan kita akan gugur sebelum berperang.
Teman-teman ku ini kisah nyata dan terjadi pada tahun 2008, wasiat untuk kita semua bahwa bahwa tidak pernah ada ruginya jika kita mencoba besikap positif dalam setiap masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar